Insan Cendekia Scout Movement menghadirkan sesuatu yang unik kali ini. Bersama 10 Dewan Ambalan yang siap berperang, menggembleng calon warga ambalan baru dalam acara bertajuk Safari Bakti. Kegiatan ini diikuti 20 peserta yang keseluruhannya merupakan calon warga baru ambalan Gajah Mada – Tribhuwana. Didampingi 10 panitia serta tak lupa 1 pembina yang akrab dipanggil Kak Rofa. Diselenggarakan pada tanggal 24 hingga 25 Januari 2020 di area Balai RT 06 RW 03, Jalan Brigjen Katamso VF, Janti, Waru, Sidoarjo, amabalan Gajah Mada – Tribhuwanatunggadewi ini memulai aksinya bersama masyarakat. Acara diawali dengan pembukan yang sekaligus merupakan acara pelantikan bantara bagi dewan ambalan. Dengan khidmat,acara pembukaan ini dilaksanakan Jumat pagi di halaman MAN Insan Cendekia Pasuruan. Setelah acara dibuka, seluruh peserta bergerak menuju tempat perkemahan yang jaraknya diperkirakan sekitar 7 km. Tak tanggung-tanggung jarak tersebut ditempuh dengan jalan kaki. Tanpa mengurangi semangat, para peserta beserta panitia bahkan pembina mulai melangkahkan kaki keluar dari area MAN Insan Cemdekia Pasuruan./read more
Ditengah-tengah masyarakat, dengan jiwa sosial yang dimiliki, bakti masyarakat dilakukan dengan penuh semangat. Mulai dari membantu membangun pos satpam, membersihkan sampah di jalan, hingga membantu membersihkan rumah masyarakat dilakukan tanpa pamrih. Antusiasme masayarakat sekitar terlihat bagaimana keingintahuan mereka terhadap kegiatan pramuka ini. Masyarakat juga menerima sangat baik kedatangan mereka pasalnya para anggota pramuka juga sangat mudah berbaur dengan masyarakat sekitar.
Bivouac pun didirikan diatas tanah milik desa Janti tersebut. Dibantu panitia, peserta safari bakti tak perlu takut kesulitan mendirikan bivouac yang mungkin baru bagi beberapa dari mereka. Mulai dari memasak, menjahit, hingga bermain mereka lakukan dalam acara kali ini. Kegiatan malam pun tak luput dari agenda mereka. Kegiatan yang dianggap menegangkan bagi sebagian peserta. Namun, tak apa, banyak pelajaran yanng dapat dipetik dalam kegiatan ‘horor’ tersebut. Malam hari juga merupakan waktu yang cocok bagi mereka untuk melaksanakan serangkaian adat penerimaan warga ambalan. Sarat akan makna, air bunga dimandikan pada seluruh peserta.
Para peserta mengaku kegiatan seperti ini perlu dilakukan untuk menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar dan untuk menguji sifat sosial yang ada dalam diri masing-masing. Kegiatan menyenangkan ini terkesan sekali bagi mereka pasalnya pengalaman baru ini mampu menguras tenaga dan pikiran mereka. Guyuran hujan pada malam hari juga tak menurunkan semangat dan solidaritas mereka. Gerakan kepramukaan Insan Cendekia selalu berusaha menjadi diri dengan jiwa sosial yang tinggi. (Putan)