Pasuruan – MAN Insan Cendekia Pasuruan kembali mendapatkan kepercayaan untuk menjadi objek studi orientasi, senin (16/10). Studi orientasi merupakan media mengenalkan transisi edukasi antara 2 sekolah yang terlihat sama namun secara samar memiliki perbedaan. Kali ini kunjungan berasal dari Pondok Pesantren Hujjatul Islam Jember dengan membawa rombongan 40 santriwati yang berpakaian violet serta tudung putih dan 15 tenaga pendidik dengan di dampingi langsung oleh KH. Lutfi Sobri, Lc selaku pengasuh Ponpes Hujjatul Islam.
Acara diawali dengan pembukaan dan pemaparan program unggulan MAN IC Pasuruan oleh Waka Kurikulum dan Waka Keasramaan yang berlangsung di Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu (PPT). Setelah pembukaan, rombongan Ponpes Hujjatul Islam tersebut mengelilingi MAN Insan Cendekia Pasuruan, ditemani oleh bapak/ibu guru bidang humas. Tak lupa mereka juga mampir ke ruang kegiatan belajar siswa yang biasa disingkat RKB. Santriwati didampingi ustadzah dan guru bidang humas mengobservasi berbagai ruang yang ada di RKB. Mulai dari ruang kelas, Lab IPA , perpustakaan dan koperasi.
Dalam kunjungan ke RKB, beberapa dari santriwati juga ada yang berkenalan dengan siswi MAN Insan Cendekia Pasuruan. Rombongan satriwati ada pula yang berkenalan di kelas XI B Kesehatan dengan menggunakan Bahasa Arab. Marsya dan Eqiel selaku siswa dan siswi kelas kesehatan yang juga gemar berbahasa arab turut antusias menjawab perkenalan tersebut dengan menggunakan bahasa yang sama.
“Bahasa kami sehari – hari, di asrama atau di sekolah berbahasa arab. Buku pelajaran kami kebanyakan menggunakan bahasa arab semua.” Ucap Katrin, salah satu santriwati.
Sebelumnya mereka sempat bertanya – tanya mengapa siswa dan siswi di MAN Insan Cendekia Pasuruan dapat belajar bersama dalam satu kelas. Pasalnya, mereka dilarang keras untuk berkomunikasi dengan lawan jenis jika tidak ada kepentingan yang mendesak.
“Kalau kami kak, dipisah jauh antara laki laki dan perempuan. Jangankan untuk sekelas, melihat pun hampir tidak ada kesempatan. “ ucap Keisya
Puas mengelilingi dan menganalisis proses pembelajaran di gedung RKB mereka menuju ke kantin untuk beristirahat sambil berbincang.
“kantin disini luas ya kak, kalau kami tidak punya kantin seperti ini. Untuk makan kami diambilkan. Saya lihat kalau disini ambil sendiri dan bebas ya kak.”
Bapak/ibu guru humas ditemani perwakilan 2 reporter menemani rombongan Ponpes Hujjatul Islam menuju ke gedung asrama untuk melihat keadaan didalamnya. Separuh dari santriwati dan ustadzah menuju asrama Nurul Haramain dan sisanya menuju ke asrama Ummahatul Mukminin.
Mereka melihat kondisi kamar siswi MAN Insan Cendekia Pasuruan dan membandingkan dengan kondisi kamar santriwati Ponpes Hujjatul Islam
“Ini kamar maimunah ya ? terlihat bersih dan rapi. dengan kuantitas 8 orang ini terhitung besar daripada kondisi kamar kami disana. Kami menggunakan kasur lipat dan tidur bersama.”
Kunjungan perdana ke MAN Insan Cendekia Pasuruan ini tentunya membawa kesan dan pesan bagi rombongan Pondok Pesantren Hujjatul Islam juga bagi keluarga Insan Cendekia Pasuruan.
“Harapannya dengan adanya kunjungan ini bisa menginspirasi bagi Pondok Pesantren Hujjatul Islam sehingga dapat terciptanya lingkungan pendidikan yang baik dari segi kurikulum ataupun metode pembelajaran. Dan semoga dengan berkunjung ke asrama Nurul Haramain dan Ummahatul Mukminin bisa menginspirasi santriwati kami untuk bisa lebih rapi dan bersih lagi. “ ucap Ustadzah Azizah, pengurus Ponpes Hujjatul Islam.-Ardia (Kumintra)