DARMAYA, sebuah lukisan karya SALWA PUTRI RAMADHANI siswi kelas XI IPA.2 ini berhasil meraih Juara 2 pada event “2022 Science Without Borders Callenge” yang diselenggarakan oleh Khaled bin Sultan Living Oceans Foundation. Khaled bin Sultan Living Oceans Foundation didedikasikan untuk konservasi dan restorasi kehidupan laut dan berkomitmen untuk memperjuangkan pelestariannya melalui penelitian, pendidikan, dan komitmen terhadap Science Without Borders. Tahun ini panitia mengambil tema ‘Bubungan ke Terumbu’ untuk konservasi terumbu karang. Siswa diminta untuk mengilustrasikan pendekatan penyelamatan terumbu karang dalam karya Lukis mereka.
Pada karya ini Salwa ingin menggambarkan bahwa manusia dan alam adalah hal yang tidak dapat dipisahkan karena tanah dan lautan adalah satu. Begitu juga jembatan merupakan bagian dari dua alam terpisah dan sebagai symbol perjalanan di dalam diri kita mulai melangkah ke akhir tujuan . Akar bakau yang kokoh sebagai simbul keseimbangan, perlindungan daratan dan rumah bagi hewan-hewan kecil di laut. Alam telah melindungi banyak orang, tentu saja kita harus melindungi alam ini.
Melalui proses panjang tahap demi tahap sejak Bulan Maret 2022 dan masuk dalam 34 karya Semifinalist pada bulan April bersaing dengan 500 karya lain dari berbagai negara, dari 34 karya semifinalist ini dipilih 17 karya finalist yang akhirnya DARMAYA ini berhasil menduduki posisi nomor 2 setelah Korea. Event lomba ini merupakan event tahunan yang mengkampanyekan konservasi terumbu karang. Sebuah lomba yang cukup kompetitif dan bergengsi untuk perupa-perupa muda diseluruh dunia berkenaan dengan issue lingkungan. Pada event ini dia berhak mendapat hadiah sebesar $350 USD.
Bersaing dengan negara-negara lain seperti China, California US, India, Thailand, Canada, Nevada US, Maryland US, Iran, North carolina US. United kingdom and great Britain, Ireland, Indonesia, Bulgaria, Taiwan, Singapore dan lain-lainnya adalah pengalaman yang mendebarkan bagi Salwa, utamanya pada saat Grand Final dan harus mempresentasikan karyanya. Namun berkat bimbingan dan pendampingan dari guru seninya, Wahyu Putra Utama, Salwa berhasil melalui dengan mudah semua rintangan. “Merupakan sebuah anugrah bagi MAN Insan Cendekia Pasuruan, sebagai madrasah berbasis akademik mampu memperoleh kemenangan dibidang seni, kemenangan ini untuk Indonesia” Pungkas Wahyu.
Salwa Putri Ramadhani, gadis asal Tuban Jawa Timur 16 tahun lalu itu merupakan putri dari Muhammad Suhud dan Jumei Setiyawati. Lulus dari MTsN 1 Malang, Salwa melanjutkan ke MAN Insan Cendekia Pasuruan. Di sinilah bakat seninya terus berkembang dalam bimbingan Wahyu Putra Utama, guru seni alumni S2 ISI Surakarta.
Kepala Madrasah, Syamsul Ma’arif mengapresiasi dan memberi perhatian penuh atas event ini. Sejak karya Salwa dikirim untuk lomba, Syamsul terus memantau dan mensupport Salwa. Mulai penyisihan dari 200 karya menuju 30 besar, bersaing kembali pada 17 besar, hingga 3 besar pada Grand Final tak henti-hentinya sang kepala madrasah terus menyemangati dan memintakan doa kepada semua keluarga besar MAN Insan Cendekia Pasuruan. “Lomba ini bukan hanya sekedar lomba melukis tapi bagian dari cara kita mendidik peserta didik memiliki kasadaran dan solusi dalam penyelematan lingkungan khususnya kehidupan terumbu karang di laut yang diilustrasikan dalam bentuk karya Lukis” ucapnya dengan penuh haru atas kebahagiaan ini.