Kehadiran dua orang peraih medali olimpiade tingkat Internasional ke MAN IC Pasuruan nampaknya memberikan kesan yang mendalam bagi siswa. Alumni MAN IC Serpong ini hadir untuk memberikan motivasi dan berbagi pengalaman tentang perjalanan kesuksesan mereka yang dikemas dalam acara bertajuk “The success story of IOAA and ICO medalist”. Bertempat di aula wisma santri dan dilaksanakan tepat setelah sholat maghrib berjamaah, seluruh siswa tampak antusias mengikuti acara tersebut.

Dua orang peraih medali tingkat Internasional tersebut adalah Ahmad Sirojul Millah peraih medali perunggu pada IOAA (International Olympiad of Astronomy and Astrophysics) di Thailand tahun 2017 dan Abdullah Muqoddam peraih medali perak pada ICO (International Chemistry Olympiad). Mereka didatangkan ke MAN IC Pasuruan oleh Kepala Madrasah, Syamsul Ma’arif, agar-agar anak-anak bisa bertemu dan sharing langsung dengan bertatap muka. Di akhir acara Bapak Kepala menegaskan, “Bagi saya success story semacam ini sangat penting untuk membakar semangat anak-anak, dari sini mereka bisa mengukur seberapa besar persiapan mereka untuk menjadi juara, terima kasih Mas Amil, Mas Abid, sangat inspired”.

Amil, panggilan akrab Ahmad Sirojul Millah, dan Abid, panggilan akrab Abdullah Muqoddam, keduanya adalah mahasiswa kedokteran UI yang saat ini sedang liburan sehingga bisa meluangkan waktunya untuk hadir di MAN IC Pasuruan. Selain sukses pada olimpiade mereka juga sukses bisa masuk kuliah di Fakultas Kedokteran UI. Pada kesempatan itu mereka berbagi kiat sukses membaca peluang yang ada, berpindah dari satu bidang ke bidang lain, bagaimana mengatur waktu antara sekolah dan pembinaan olimpiade. Mereka memberi gambaran, untuk menjadi juara maka waktu yang disediakan untuk belajar jauh melebihi siswa lain. Membuka buku setiap saat, belajar sampai larut malam dan bangun tengah malam, bahkan karantina dengan waktu minimal 10 jam perhari menjadi hal yang terbiasa untuk sang juara.

Ada hal menarik yang bisa digaris bawahi dari cerita mereka. Dibalik kesuksesannya, keduanya adalah sosok yang sangat menyayangi teman, memuliakan orang tua, dan sangat ta’dzim pada guru. Apapun yang mereka lakukan semata mengharap ridho orang tua dan guru. Mereka menegaskan bahwa semua kesuksesan itu tidak lepas dari doa orang tua, guru dan teman-teman. Di akhir cerita mereka berpesan pada adik-adiknya, “Jangan merasa puas meskipun nanti berhasil di OSP, OSK bahkan OSN, karena sesungguhnya itu belum seberapa, dan baru pada PELATNAS nanti Kita bisa merasakan bahwa ilmu kita tidak ada apa-apanya dibanding kompetitor lainnya”. (qa)

Leave a Comment