MAN Insan Cendekia Pasuruan menggelar kegiatan Refreshment Ke-Insan Cendekia-an pada 25 Juli 2025 sebagai upaya menyegarkan semangat dan karakter guru serta tenaga kependidikan. Dihadiri oleh Dr. H. Ahmad Hidayatullah, M.Pd, kegiatan ini menekankan pentingnya profil guru sebagai ilmuwan dan pengajar khas Insan Cendekia, kerja yang terstruktur dan visioner, serta perlunya membangun komunitas belajar yang aktif dan berkelanjutan agar semangat dan pengetahuan terus tumbuh di lingkungan madrasah.
Pasuruan — Dalam upaya memperkuat semangat pengabdian dan karakter keinsancendekiaan, MAN Insan Cendekia Pasuruan menyelenggarakan kegiatan bertajuk "Refreshment Ke-Insan Cendekia-an" pada hari Jumat, 25 Juli 2025. Bertempat di Ruang Multimedia, kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan sebagai bentuk penyegaran nilai-nilai dasar dan visi keilmuan yang menjadi fondasi utama madrasah unggulan ini.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber istimewa, Dr. H. Ahmad Hidayatullah, M.Pd, Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Agama Republik Indonesia, yang juga merupakan sosok sentral dalam sejarah awal berdirinya MAN Insan Cendekia Pasuruan. Dalam penyampaian materinya, beliau berbagi refleksi mendalam mengenai perjalanan panjang dan dinamika yang dilalui sejak masa perintisan madrasah hingga mencapai posisi seperti sekarang. Kisah tersebut tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga menyadarkan seluruh peserta akan pentingnya menjaga nilai-nilai dasar dalam setiap langkah pembangunan pendidikan.
Dalam kesempatan ini, Dr. Ahmad menekankan bahwa ada dua profil utama yang harus terus dikembangkan oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan, yakni profil ilmuwan dan profil pengajar khas Insan Cendekia. Guru yang berjiwa ilmuwan adalah guru yang menjunjung tinggi kebenaran, menjadikan ilmu sebagai dasar berpikir, serta menghargai proses dan hasil ilmiah secara konsisten. Di sisi lain, profil pengajar khas Insan Cendekia ditandai dengan kemampuan untuk mengajar secara reflektif, berbasis nilai, serta mengintegrasikan antara sains dan keislaman dalam praktik pembelajaran sehari-hari.
Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa menjadi guru tidak cukup hanya sekadar hadir dan mengajar. “Pekerjaan guru harus terstruktur, bukan sekadar merespons kejadian yang sudah terjadi. Seorang guru harus memiliki orientasi yang jelas, memiliki visi, misi, dan target pribadi yang ditetapkan secara sadar,” ujarnya. Menurutnya, guru yang hanya menjalankan rutinitas tanpa arah, lambat laun akan kehilangan semangat dan makna dari pekerjaannya sendiri.
Beliau juga menyampaikan pesan penting terkait budaya belajar di kalangan guru, bahwa komunitas keilmuan harus terus dibangun dan dijaga, sekecil apa pun bentuknya. “Jangan sampai komunitas Insan Cendekia ini berhenti belajar. Tolong agar di MAN IC Pasuruan senantiasa dibentuk forum learning community. Komunitas tidak harus besar, yang penting aktivitasnya berjalan terus. Bisa dimulai dari diskusi kelompok kecil di ruang guru, yang dilakukan secara rutin dan terjadwal,” pesannya. Menurut beliau, melalui forum semacam ini, pengetahuan akan terus dikelola, diperbarui, dan dikembangkan bersama.
Tidak hanya dalam konteks kolektif, pesan yang sama juga ditujukan kepada individu guru. Ia mengingatkan agar tidak berhenti belajar dan terus mencari cara agar dalam menjalankan tugas, guru tetap mengalami pertumbuhan. “Ilmu ini harus tumbuh bersama dunia ini,” tuturnya penuh semangat, seraya mendorong para guru untuk tidak mengendurkan niat dan semangat belajar, meskipun di tengah beban pekerjaan yang berat.
Acara ini menjadi ruang reflektif sekaligus penguat moral bagi seluruh peserta. Selain memberikan penyegaran dari sisi keilmuan dan spiritualitas kerja, kegiatan ini juga mempererat kembali hubungan antar tenaga pendidik dan kependidikan sebagai sebuah komunitas pembelajar yang saling mendukung dan bergerak dalam semangat yang sama.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan guru-guru MAN Insan Cendekia Pasuruan tidak hanya unggul dalam kompetensi mengajar, tetapi juga memiliki karakter yang kokoh, semangat belajar yang tak padam, serta kesadaran penuh akan perannya sebagai bagian dari gerakan pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa.