PASURUAN – Menyongsong Hari Guru dan memperingati HAB (Hari Amal Bakti), Kelompok Kepala Madrasah Insan Cendekia se-Indonesia membuat proyek bersama penulisan sejarah (historiografi) lembaga masing-masing. Pertemuan yang diadakan di Hotel Grand Arabia Banda Aceh pada tanggal 13-16 November 2021 ini dihadiri oleh 31 guru sejarah dan 12 Kepala Madrasah MAN IC se-Indonesia. Pembukaan acara dilakukan oleh Bapak Shulfan, S.Ag.,M.Sc. selaku Kepala MAN IC Aceh Timur, Bapak Syamsul Maarif, M.Pd. sebagai perwakilan KKM MAN IC se-Indonesia, serta Kakanwil Kemenag Propinsi Aceh, yaitu Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag.. Sebagai tuan rumah, MAN IC Aceh Timur menyiapkan acara pembukaan yang dimeriahkan oleh Tarian Adat Lekok Pulo dari MAN 1 Kota Banda Aceh.
Untuk menyukseskan proyek penulisan sejarah (historiografi), terdapat 47 guru sejarah dalam 23 MAN IC se-Indonesia yang terlibat dalam penyusunan historiografi. Selain penyusunan historiografi, pertemuan yang berlangsung selama 4 hari ini berisi pembekalan dalam penulisan sejarah, pemantapan materi UTBK sejarah, dan studi lapangan terkait unsur historis dan budaya kota Banda Aceh. Materi keilmuan disampaikan oleh Bapak Drs. Mawardi, M.Hum., M.A., Dosen FKIP Unsyiah Departemen Pendidikan Sejarah. Termin pertama diisi dengan materi historiografi dan termin kedua diisi dengan materi pemantapan UTBK. Tidak cukup dengan rangkaian kegiatan yang menarik, dilakukan pula peresmian pembentukan organisasi MGMP Sejarah MAN IC se-Indonesia dengan ketua Bapak Samsul, S.Pd. dari MAN IC Batam. Dan pada kesempatan ini Guru Mapel Sejarah MAN IC Pasuruan, Ngindiana Zulfa didapuk sebagai bendahara.
Besar harapan proyek penulisan sejarah MAN IC dapat selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan sehingga dapat menambah wawasan kesejarahan dan mempererat kekeluargaan antarguru sejarah MAN IC se-Indonesia. Meskipun pertemuan ini berlangsung singkat di kota Banda Aceh, namun dengan adanya suasana yang sejuk dan hangat tidak menghalangi proses dalam menyirami pikiran dengan ilmu pengetahuan dan hati dengan kekerabatan. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Ngindiana Zulfa, “Saya sangat bersyukur bisa menimba ilmu bareng teman-teman guru Sejarah MAN IC se Indonesia” ungkapnya dan diiyakan oleh Misbakhul Ma’arif partner Guru Sejarah yang sama-sama berangkat ke Aceh .(NZ/ZUH)